Seiring dengan perubahan jaman dan permintaan industri yang sekarang 4.0 sudah menuntut kita untuk mempunyai skill yang sesuai dengan permintaan industri. Oleh sebab itu, program MBKM mempunyai keselarasan untuk meningkatkan skill mahasiswa, selain itu juga MBKM memberikan kesiapan karier bagi mahasiswa yang akan terjun langsung kelapangan.
Rangkaian seri monolog Di Tepi Sejarah mempersembahkan kisah tak kalah besar dari rakyat biasa di tepian peristiwa kemerdekaan republik ini. Semua mengharukan, tetapi membuat kepala kita makin tegak dan hormat. Sepinya, Sepi menjadi judul monolog berdurasi 36 menit 11 detik, menampilkan Laura Basuki membawakan naskah yang disusun Ahda Imran
”Cucu saya, yang masih SD, bertanya. Kek, apakah kita telah merdeka? Tentu saya heran, ini anak SD apa kerasukan setan. Tiba-tiba mempertanyakan kemerdekaan,” ujarnya setengah melompat ke belakang. Adegan bermuatan sindiran tersebut mengawali pentas monolog Putu Wijaya di Gedung Serbaguna Unair, Rabu (19/11) malam.
Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah, Untuk menilai sejauh mana kita telah menghayati kemerdekaan, maka kita perlu menilainya dari kaca mata Islam. Kemerdekaan atau kebebasan merupakan salah satu prinsip asas dalam Syariat Islam. Islam melihat kebebasan sebagai suatu keperluan asasi bagi setiap manusia.
“Ambina Tak Sengaja” Naskah Monolog Karya: Shinta Febriany. Monolog Ambina Tak Sengaja diperankan oleh karakter bernama Ambina,seorang remaja. Ambina dapat diperankan oleh perempuan dan laki-laki. Latar kisah di sebuah kamar tidur, di malam hari di tahun 2022. Sebuah kamar dengan pencahayaan terang.
Name : Monolog Apakah Kita Sudah Merdeka karya Putu Wijaya Duration : 15:28 Size : 21.24 MB Views : 405,766 Sample Rate: 48kHz Audio Channels: Stereo Update : 30 Agustus 2016
Bahkan sebelum merdeka itu kita teriakan, tepat tanggal satu juni di tahun yang sama, Pancasila dilahirkan. Selama tujuh puluh tahun pulalah, pancasila turut menemani perjalanan Indonesia. Lahirnya pancasila sebagai dasar penyelenggaraan pemerintah negara dapat juga ditemukan dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 pada alinea empat.
Atau, jikapun ada, apakah Tuhan yang ada dalam pikiranmu secara de iure itu sama dengan Tuhan de facto yang menciptakanmu? Sudahlah, cukup tentang Tuhan. Untuk kali ini aku sedang tak ingin membicarakan Tuhan. Sudah sejak purbakala Tuhan menjadi topik pembicaraan, perdebatan, perselisihan, bahkan alasan pembunuhan dan percintaan.
vyCWw3Q.