Melainkanjuga kita akan membahas mengenai makna dan kandungan surat Al Insyirah, beserta keutamaan yang bisa dirasakan bila dibaca dan diamalkan dalam kehidupan. Berikutnya kandungan mengamalkan surat Al Insyirah disampaikan oleh Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir yang mengatakan, dari Anas Ibnu Malik pernah menceritakan bahwa Nabi PENGAJIANRUTIN PAGI BA'DA SHUBUH DI MASJID NURUL ANWAR BCF SIDOARJO.HARI SATU, TGL 6 AGUSTUS 2022. TerjemahSurat Al Qadar Ayat 1-5. 1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) Ibnu Katsir berkata, "Banyak para malaikat yang turun pada malam ini karena banyak keberkahannya, dan para malaikat turun bersamaan turunnya berkah dan rahmat, sebagaimana mereka turun pula ketika Al Qur'an dibaca, (turun) mengelilingi majlis dzikr dan Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia. Baca ayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia Al-alaq ayat 5 94 surat+al baqarah ayat 36 95 Al-'Alaq ayat 5 96 Surah al- baqarah ayat 36\ 97 ali imran 13 98 Surat yusuf 99 ar-rahman 100 saba' ayat 46. Hasil pencarian tentang Ibnu+katsir Apakah yang Anda maksud TafsirIbnu Katsir Surat Al Baqarah Ayat 89. "Dan setelah datang kepada mereka al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, lalu mereka ingkar kepadanya. danhanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah: 8) As-Sauri mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah jadikanlah niatmu dan harapanmu hanya tertuju kepada Allah Swt. semata. Demikianlah akhir tafsir surat Alam Nasyrah dengan memanjatkan puji dan syukur atas segala karunia-Nya. 94. tafsiribnu katsir Selasa, 27 Oktober 2015. Tafsir Surat Al-Ghasyiyah, ayat 17-26 Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui Al-Lais ibnu Sa'd, dari Sa'id Al-Maqbari, dari Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir, dari Anas dengan sanad yang sama secara panjang lebar. Dan di akhir hadisnya disebutkan bahwa telah Intidari surat Al Insyirah ada di ayat 5 dan 6, Dalam tafsir Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu lebih jauh diterangkan bahwa Allah Ta'ala menyebut "satu kesulitan di antara dua kemudahan". sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dari riwayat Anas bin Malik, pernah mengilustrasikannya saat duduk bersama para sahabat di depan sebuah batu. IGDE. Asy-Syarh 1 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia اَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَۙ الشرح ١ alamأَلَمْHave notapakah tidak/bukankahnashraḥنَشْرَحْWe expandedKami melapangkanlakaلَكَfor youbagimuṣadrakaصَدْرَكَyour breast?dadamu Transliterasi Latin A lam nasyraḥ laka ṣadrak QS. 941 Arti / Terjemahan Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, QS. Asy-Syarh ayat 1 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Wahai Nabi, bukankah Kami telah melapangkan dadamu? Kami telah menjadikanmu seorang nabi yang menerima syariat agama, berakhlak mulia, berwawasan luas, santun, dan sabar dalam menghadapi kepahitan Lengkap KemenagKementrian Agama RI Dalam ayat ini dinyatakan bahwa Allah telah melapangkan dada Nabi Muhammad dan menyelamatkannya dari ketidaktahuan tentang syariat. Nabi juga dirisaukan akibat kebodohan dan keras kepala kaumnya. Mereka tidak mau mengikuti kebenaran, sedang Nabi saw selalu mencari jalan untuk melepaskan mereka dari lembah kebodohan, sehingga ia menemui jalan untuk itu dan menyelamatkan mereka dari kehancuran yang sedang mereka dari ayat ini adalah Allah telah membersihkan jiwa Nabi saw dari segala macam perasaan cemas, sehingga dia tidak gelisah, susah, dan gusar. Nabi juga dijadikan selalu tenang dan percaya akan pertolongan dan bantuan Allah kepadanya. Nabi juga yakin bahwa Dia yang menugasinya sebagai rasul, sekali-kali tidak akan membantu al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Bukankah Kami telah melapangkan Istifham atau kata tanya di sini mengandung makna Taqrir atau menetapkan, yakni Kami telah melapangkan untukmu hai Muhammad dadamu? dengan kenabian dan lain-lainnya. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Firman Allah Swt{أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ}Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Alam Nasyrah 1Yakni Kami telah melapangkan dadamu. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Kami telah menjadikannya bercahaya dan luas lagi lapang. Semakna dengan apa yang telah disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nyaفَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلامِBarang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam. Al-An'am 125Dan sebagaimana Allah telah melapangkan dada Rasulullah Saw., demikian pula Allah telah menjadikan syariatnya luas, lapang, toleran, lagi mudah, tiada kesulitan dan tiada beban serta tiada kesempitan pendapat lain, yang dimaksud dengan firman Allah Swt. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? Alam Nasyrah1 Yakni Allah telah melapangkan dadanya di malam Isra, sebagaimana yang telah disebutkan dahulu melalui riwayat Malik ibnu Sa'sa'ah. Imam Turmuzi telah mengetengahkannya dalam tafsir ayat ini. Dan jika memang hal itu terjadi di malam Isra sebagaimana yang telah disebutkan di dalam riwayat Malik ibnu Sa'sa'ah, maka pada hakikatnya tidaklah bertentangan dengan pendapat di atas. Karena sesungguhnya akibat dari pengaruh yang dilakukan terhadap dada beliau di malam Isra, terjadi pula pengaruh yang sama setelah dilapangkan oleh Allah Swt. secara maknawi. Hanya Allah-lah Yang Maha ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Abdur Rahim alias Abu Yahya Al-Bazzar, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Muhammad ibnu Ubay ibnu Ka'b, telah menceritakan kepadaku Abu Muhammad ibnu Mu'az, dari Muhammad, dari Ubay ibnu Ka'b, bahwa Abu Hurairah adalah orang yang paling berani menanyakan kepada Rasulullah Saw. tentang berbagai masalah yang tidak ada seorang pun berani menanyakannya kepada beliau Saw. selain dia. Maka Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang mula-mula engkau Iihat dari urusan kenabian ini?" Rasulullah Saw. Duduk tegak dan menjawab Sesungguhnya engkau telah menanyakan hal yang berbobot, hai Abu Hurairah! Sesungguhnya ketika usiaku menginjak sepuluh tahun lebih beberapa bulan, aku berada di padang Sahara. Tiba-tiba aku mendengar pembicaraan di atas kepalaku, dan ternyata ada seorang laki-laki yang berbicara kepada laki-laki lainnya, "Apakah orang ini adalah dia?” Maka keduanya datang menyambutku dengan penampilan wajah yang sama sekali belum pernah kulihat sebelumnya, dan sama sekali belum pernah pula aku melihat arwah seperti itu sebelumnya, dan belum pernah pula aku melihat pakaian yang dikenakannya pernah dikenakan oleh seseorang. Keduanya datang kepadaku dengan jalan kaki, hingga masing-masing dari keduanya memegang kedua lenganku, tetapi anehnya aku tidak merasa sentuhan tangan keduanya. Salah seorang berkata kepada yang lainnya, 'Rebahkanlah dia.' Lalu keduanya merebahkan diriku tanpa paksa dan tanpa sulit. Kemudian salah seorangnya berkata kepada yang lainnya, "Belahlah dadanya, " maka salah seorangnya menurut penglihatanku membelah dadaku tanpa ada darah yang mengalir dan tanpa rasa sakit. Lalu berkata kepada yang membelahku, "Keluarkanlah iri hati dan dengki.” Lalu ia mengeluarkan sesuatu yang bentuknya seperti segumpal darah, kemudian ia membuangnya jauh-jauh. Dan berkata lagi ia kepada orang yang membelahku, "Masukkanlah lemah lembut dan kasih sayang.” Maka tiba-tiba kulihat sesuatu sebesar apa yang baru dikeluarkan, bentuknya mengilap seperti perak dimasukkan ke dalam dadaku, kemudian ia mengguncangkan jempol kakiku yang sebelah kanan, dan berkata, "Kembalikanlah ke semula dalam keadaan utuh.” Maka setelah itu aku pulang dengan berlari dan terasa dadaku dipenuhi oleh perasaan lembut terhadap anak kecil dan kasih sayang kepada orang Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab [[94 ~ ALAM-NASYRAH KELAPANGAN DADA Pendahuluan Makkiyyah, 8 ayat ~ Surat ini memaparkan bahwa Allah Swt. telah melapangkan dan menjadikan hati Nabi- Nya, Muhammad saw., sebagai tempat turunnya berbagai rahasia dan ilmu pengetahuan. Disebutkan pula bahwa Allah juga telah menghilangkan beban menyampaikan dakwah yang terasa berat dari punggungnya, dan bahwa Allah menggandeng nama Muhammad dengan nama-Nya dalam kalimat syahadat yang menjadi dasar akidah dan syiar-syiar agama. Ayat-ayat selanjutnya, dalam surat ini, mengemukakan salah satu sunnatullâh yaitu bahwa kemudahan akan selalu menyertai kesulitan. Kemudian mengajak Rasulullah untuk berusaha mengerjakan kebaikan lain setiap kali selesai mengerjakan suatu kebaikan, juga untuk menjadikan Tuhan sebagai tujuannya. Karena memang Dialah Tuhan Yang Mahakuasa untuk menolongnya.]] Kami telah melapangkan dadamu dengan petunjuk dan keimanan yang ada di dalamnya. tafsir ibnu katsir via yang tidak tahu Ibnu Katsir? Ibnu Katsir merupakan penulis tafsir Qur'an yang terkenal yang bernama Tafsir Ibnu Katsir. Ismail bin Katsir adalah seorang pemikir dan ulama Muslim. Namanya lebih dikenal sebagai Ibnu Katsir. Beliau lahir pada tahun 1301 M di Busra, Suriah dan wafat pada tahun 1372 M di Damaskus, Ibnu Katsir merupakan kitab paling penting yang ditulis dalam masalah tafsir al-Qur’an al-Azim, paling banyak diterima dan tersebar di tengah umat kini, tafsir Ibnu Katsir Alquran al-Karim sebanyak 10 jilid ini masih menjadi bahan rujukan dalam dunia ini, kami akan menyampaikan tentang tafsir Ibnu Katsir surat Al-Maidah ayat 8. Berikut Juga Mengambil Makna Tersembunyi Tafsir Surah Ad Duha agar Kita Selalu BersyukurAsbabun Nuzul Surat Al-Maidah Ayat 8 Hukum Keadilan dan Kebenaran Tafsir Ibnu Katsirilustrasi al maidah ayat 8 via budiman, seiring do'a semoga Rahmat serta bimbinganNya selalu menyertai kita dalam segala aktivitas di dunia ini, untuk semata menghambakan diri yang memerintahkan kepada orang mukmin agar melaksanakan amal dan pekejaan mereka dengan cermat, jujur dan bijaksana serta penuh keikhlasan semata karena Allah. Baik amalan yang berkaitan dengan urusan agama, maupun urusan pekerjaan yang berkait dengan keduniawian. Karena hanya dengan jalan tersebut mereka bisa sukses dan memperoleh hasil atau balasan yang mereka Al-Maidah ayat 8 berkaitan dengan persaksian dalam hukum, mereka harus adil menempatkannya apa yang memandang siapa orangya sekalipun di hatimu ada kebencian dengan suatu kaum sehingga mendorong kamu tidak berlaku الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوّٰمِينَ لِلَّـهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ اعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا۟ اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿المائدة٨ "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil itu, lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". QS, Al-Maidah ayat 8Sebab turunnya ayat tersebut, berkenaan dengan diri Usman bin Thalhah bin Abu Thalhah ketika terjadi peristiwa Fathu Makkah Penaklukan Makkah. Nama asli Abu Thalhah ayah Usman ini ialah Abdullah bin Abdul Uzza bin Usman Abdid Daar bin Qusyai bin Kilab al-Quraisy merupakan juru kunci hajib yang mulia. Menurut Ibnu Katsir, sebab turun ayat ini adalah ketika Rasullah saw. Meminta kunci Ka'bah darinya Usman sewaktu penaklukan Mekkah lalu menyerahkannya kembali kepadanya. Dan kisah selanjutnya Ali bin Abu Thalib juga memohon kepada Nabi saw. agar kunci diserakan kepadanya. Namun Nabi saw. menyerahkan kepada Usman bin Thalhah bin Abu pula Ibnu Marduwaih meriwayatkan dari jalan Thoriq Al-Kalabi dari Abu Sholih dari Ibnu Abbas, ketika terjadi Fathu Mekkah Rasulullah saw. Memanggil Usman bin Thalhah bin abi Thalhah untuk menyerahkan kunci Ka'bah. Ketika Usman bin Thalhah hendak menyerahkan kunci tersebut, Abbas berdiri kemudian berkata kepada Rasul agar menyerahkan kunci itu kepada Ali bin Abi perkataan Abbas tersebut, Usman bin Thalhah urung menyerahkan kunci tersebut kepada Rasullah saw. Lantas Rasulullah meninta kembali kepada Usman ketika Usman hendak menyerahkannya. Abbas kembali berdiri dan berkata seperti perkataan semula. Usman-pun urung menyerahkan kunci tersebut. Kejadian ini berulang sampai tiga saw. bersabda "Hai Usman, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhir, serahkanlah kunci itu kepadaku". Mendengar Rasulullah berkata demikian, Usman pun menyerahkan kunci tersebut. Setelah Rasulullah menerima kunci tersebut, Rasul masuk ke dalam Ka'bah dan melihat gambar Nabi Ibrahim. Rasulullah meninta air dan membersihkan gambar tersebut. Setelah itu beliau melakukan thawaf, namun baru sekitar stau atau dua putaran malaikat Jibril turun dan menyampaikan ayat tersebut."QS, Al-Maidah ayat 8.يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوّٰمِينَ لِلَّـهِMaksudnya adalah jadilah kalian sebagai penegak kebenaran karena Allah Swt. Bukan karena manusia atau mencari popularitas. Dan jadilah kalian "menjadi saksi dengan adil" maksudnya secara adil dan bukan secara tegakkanlah kebenaran, keadilan itu terhadap orang lain meskipun kamu adalah dengan menyuruh mereka melakukan yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dalam rangka mencari ridha Allah Swt.ilustrasi keadilan via ashohihain telah ditegaskan dari Nu'man bin Basyir "Ayahku pernah memberiku suatu pemberian, lalu Ibuku Amrah binti Rawhah, berkata "aku tidak rela sehingga engkau mempersaksikan pemberian itu kepada Rasullah saw. Kemudian ia ayahku mendatangi Rasullah saw. dan meminta beliau menjadi saksi atas sedekahku itu. maka beliaupun bersabda " Apakah setiap anakmu engkau beri hadiah seperti itu juga? "tidak" jawabnya, maka Rasullah saw. bersabda "Sesungguhnya aku tidak mau bersaksi atas suatu ketidakadilan". Kemudian ayahku pulang dan menarik kembali pemberian بِالْقِسْطِAsy-syahadah kesaksian disini yang dimaksud meyatakan kebenaran kepada Hakim, supaya diputuskan hukum berdasarkan kebenaran itu. Atau hakim itulah yang menyatakan kebenaran dengan memutuskan atau mengakuinya bagi yang melakukan dasarnya ialah berlaku adil tampa berat sebelah, baik terhadap orang yang disaksikan maupun peristiwa yang disaksikan, tak boleh berat sebelah, baik karena kerabat, harta ataupun pangkat, dan tak boleh meninggalkan keadilan, dikarenakan kefakiran atau keadilan adalah neraca kebenaran. Sebab manakala terjadi ketidakadilan pada suatu umat, apaun sebabnya, maka akan lenyap kepercayaan umum, dan tersebarlah berbagai macam kerusakan dan terpecah belahlah segala hubungan dalam lama Allah Swt. pasti akan menimpakan atas umat itu, termasuk beberapa hamba-Nya yang paling dekat kepada keadilan sekalipun, tetapi tetap ikut merasakan bencana dan hukuman Tuhan. Dan begitulah Sunattullah, baik terhadap bangsa-bangsa sekarang maupun bangsa bangsa terdahulu. Tetapi manusia rupanya tak mau mengerti. وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوDan janganlah permusuhan dan kebencian kamu terhadap suatu kaum mendorongmu untuk bersikap tidak adil terhadap mereka. Jadi terhadap merekapun, kaum yang kamu benci sekali-pun, harus tetap memberikan kesaksian sesuatu hak yang patut mereka terima apabila mereka memang patut menerimanya. Dan putuskanlan mereka dengan kebenaran/ orang mukmin pasti mengutamakan keadilan daripada berlaku aniaya dan berat sebelah. Keadilan harus ditempatkan di atas hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan pribadi, golongan, dan di atas rasa cinta dan permusuhan, apapun هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىKalimat ini merupakan penguat dari kalimat sebelumnya, karena sangat pentingnya soal keadilan untuk diperhatikan. Karena keadilan itulah yang lebih dekat kepada taqwa, dan terhindar dari murka-Nya. Adalah termasuk dalam katagori fi'lut tafdhil, yaitu pada kedudukan di tempat yang tidak ada perbandingannya seperti yang ada dalam firman Allah Swt berikut أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا ﴿الفرقان٢٤"Para penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya". QS Al-Furqaan 24Baca Juga Kandungan Doa Dalam Surah Al Insyirah, yang Jauh Jadi Dekat, yang Sulit Jadi MudahDemikian tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Maidah Ayat 8. Ayat tersebut memiliki makna yang berat untuk suatu penjelasan di atas bermanfaat dan meningkatkan keimanan kita. islam